Selasa, 06 Maret 2012

PERANAN MAJELIS TABLIGH PDM SOLO DALAM DAKWAH DI DAERAH SOLO

PERANAN MAJELIS TABLIGH PDM SOLO
DALAM DAKWAH DI DAERAH SOLO
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Study kemuhammadiyahan
Dosen Pengampu: Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag.






















Disusun oleh:
Suranto ( G 000 100 065)
Juli
yanto ( G 000 100 153)
Ridwan Bahtiar ( G 000 100 014)


TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011


BAB I

PENDAHULUAN
KH. Ahmad Dahlan dalam tampil kemuka sebgaai mujaddid (pembeharu) dan mujahid (pejuang) besar Islam, beliau ingin mengembalikan umat Islam kepada kemurnian cita ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jiwa dan semangat KH. Ahmad Dahlan itu dujabarkan dan dicanangkan oleh lembaga yang bernama Majelis Tabligh atau Majelis Dakwah, pada waktu Muktamar ke-38 di Ujung Pandang tahun 1971 ditetapkan program umum sebagai berikut “Mewujudkan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah islam, amar ma’ruf nahi munkar, yang berkesanggupan menyampaikan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul SAW, kepada segala glongan dan lapisan masyarakat dalam seluruh aspek kehidupannya, sebagai kebenaran dan hal yang diperlukan”.
Majelis Tabligh ini oleh KH. Ahmad Dahlan dn pimpinan-pimpinansesudahnya dibentuk dan diadakan terus-menerus sampai dewasa ini. Majelis ini diadakan dan digerakkan dengan berpedoman pada firman Allah Surat Ali ‘Imran ayat 102, 103 dan 104 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmt Allah kepdamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu lalu menjadikn kamu karena nikmat Allah orang-orang yng bersudara, dan kmu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padangknya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hndaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepadakebjikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yng beruntung.
Sesuai SK PP. Muhammadiyah tentang Qoidah Majelis Tabligh Bab 1 Pasal 2 bahwa Majelis Tabligh mempunyai tugas pokok memimoin dan melakukan program yamg jelas meliputi seluruh aspek kegiatan dakwah yang tidak termasuk dalam bidang tugas Majelis lainnya.
Pasal 3: untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada pasal 2, Majelis Tabligh mempunyai fungsi:
  1. Memberikan pertimbangan kepada pimpinan persyarikatan untuk sigunakan sebagai bahan dalam menyusun kebijaksanaan persyarikatan dalam bidang tabligh;
  2. Pembinaan dan peningkatan kemampuan serta pengkordinasian kegiatan dan gerak mualigh dalam menyiarkan agama Islam kepada anggota, umat dan korp mubaligh Muhammadiyah di tingkat Pusat, Wilayah, Daerah dan cabang;
  3. Penggerak pengajian dan pengembangan dan pengamalan ajaran Islam, serta menggembirakan kegiatan ibadah janaah, sehingga neniliki kemampuan penyelesaian persoalan hidupnya sebagai orang Islam dalam kehidupan masyarakat, bangsa yang selalu berubah dan berkembang, guna meningkatkan mutu kehidupannuya sepanjang ajaran Islam;
  4. Penggerak dan pembimbing penyelenggaraan, pemeliharaan dan pengeloalaan wakaf, masjid, mushola, langgar dan surau serta sejenisnya sebagai ibadah dan sarana peningkatan mutu kehidupan anggota dan masyarakat sepanjang ajaran islam dalam kerangka kehidupan nerbangsa;
  5. Penggerak dan pembimbing pelaksanaan serta pengembangan kegiatan pengajian pimpinan dan anggita serta khutbah-khutbah dengan memanfaatkan jasa IPTEK;
  6. Penyelenggaraan pendidikan dan kaderisasi mubaligh dan khatib sehingga memiliki kemampuan profesional serta kemandirian dalam menjalankan tugasnya dalam kehidupan masyarakat dan bangsa yang selalu berubah dan berkembang; dan
  7. Penyelenggaraan penelitian dakwah dan perikehidupan anggota umat dan masyarakat.
  1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan keyakinan, Muhammadiyah melakukan dakwah islam, yaitu seruan dan ajakan kepada selurauh umat manusia untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Dakwah ini dilakukan melalui amar ma'ruf nahi mungkar, dengan hikmah kebijaksanaan, yang mengacu antara lain pada ayat-ayat berikut:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿١٠٤
Artinya:
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada krbajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imtan: 104).
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ ﴿١١٠
Artinya:
Kamu adalah ummat yang terbaik, yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; dan beriman kepada Allah... (QS. Ali Imron: 110).
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ﴿١٢٥
Artinya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Nahl: 123).
Sasaran dakwah Muhammabiyah ditunjukkan kepada perseorangan san masyarakat. Dakwah untuk perseorangan ditunjukkan lepada yang telah beragama Islam (bersifat pemurniaan) dan yang belum beragama Islam (bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama islam). Sedangkan dakwah untuk masyarakat silakukan dalam rangka perbaikan hidup, bimbingan serta peringatan untuk selalu melakukan yang ma'ruf dan menjauhi yang munkar.
  1. RUMUSAN MASALAH
Hasil dakwah belum dirasakan masyarakat, tidak ada inovasi dalam metode dakwah. Selama ini dakwah begitu-begitu terus tidak menyetuh bil haq, padahal masyarakat membutuhkan. Sehingga masyarakat awam belum terlalu mengenal Muhammadiyah.
  1. TUJUAN PENULISAN
Dalam penyusunan penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu:
    1. Temuan-temuan hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah pengetahuan dan kajian tentang metode dakwah yang sesuai untuk orang awam dan oarng yang ingin lebih mendalamai ajaran Islam.
    2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber yang signifikan dalam memperoleh informasi dan rekomendasi yang bermanfaat bagi para Dai dan Mubaligh dalam berdakwah.












BAB II


PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa objek dakwah adalah masyarakat kelas bawah atau masyarakat awam dan masyarakat yang sudah mengerti dan ingin memperdalam ajaran Islam. Adapun cara dakwah untuk masyarakat kelas bawah adalah dengan pendekatan sosial seperti makanan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Contoh di daerah Jebres, diperkirakan banyak masyarakat islam disana yang pindah agama dikarenakan hal-hal yang Muhammadiyah tidak tanggap. Masyarakat non muslim menjalankan syariat Islam sehingga banyak masyarakat Islam yang pindah keyakinan. Adapun cara yang digunakan untuk menanggulangi antara lain, melakukan lebih baik dari mereka di segala bidang, Memperhatikan hal-hal yang primer dalam berdakwah seperti makanan, kesehatan, pendidikan.
Sedangkan cara dakwah untuk masyarakat yang ingin memperdalam ajaran islam adalah dengan cara; Pengajian anggota satu bulan dua kali, jum’at ke dua dan jum’at ke empat. Walaupun demikian adapun yang menjadi kendalanya antara lain dalam hal materi dakwahnya, tidak adanya evaluasi, tidak jelas kurikulum, maksud dan tujuan, kitab yang dikaji, sedang untuk metide dakwahnya, metide yang digunakan lepas sehingga mustamik bosan, penyampean tidak turut, runtut dan tafsiri. Hal-hal yang telah dilakukan Majelis Tabligh antara lain, mengumpulkan takmir masjid Muhammadiyah se Surakarta, mengumpulkan Mubaligh se Surakarta untuk pelatihan dakwah. Adapun hal-hal yang menjadi kendala antara lain, anggota Muhammadiyah tidak bisa konsentrasi bekerja sepenuhnya di organisasi Muhammadiyah karena diMuahammadiyah hanya dijadikan sambilan, Sistem dakwah yang begitu-gitu saja, gaji pegawai Muhammadiyah yang belum standar, system keuangan yang belum tersentralisasi, adaminitrasi belum rapi, Jumlah pegawai di majelis Tabligh kurang dan keadilan untuk pegawai perlu ditingkatkan.


BAB III

  1. PENUTUP
KESIMPULAN
  1. Dalam berdakwah harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga dakwah tersebut dapat diterima (fiqih dakwah);
  2. Materi yang digunakan dalam berdakwah harus jelas dan harus dievaluasi;
  3. Metode dan penyampean dalam berdakwah harus runtut dan tafsiri;
  4. Keadaan dan kesejahteraan anggota harus diperhatikan sehingga dapat bekerja secara maksimal dan dalam merekrut angota harus diperhatikan kompetensinya.
SARAN
  1. Inti pemikiran KH. Ahmad Dahlan jangan sampai lepas tetapi metodenya dapat berkembang atau berinovasi;
  2. Proses boleh berubah tetapi tujuan tidak berubah;
  1. DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Syamsul . dkk. 2009. Study Kemuhammadiyahan Kajian Historis, Ideologi dan Organisasi. Surakarta: LPID UMS.
Nasucha, Yakub. dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar