PROGRAM EVALUASI
1. Arti Perlunya Program Evaluasi
yang dimaksud dengan “program evauasi” a1ah suatu program yang berisi ketentuan dan cra-cara tentang penyelenggaraan atau pelaksanaan evaluasi pendidikan di suatu sekolah dan merupakan pegangan atau pedoman bagi guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut.
Kenyataan menunjukkan bahwa sekolah-sekolah kita pada umumnya
tidak memiliki program penilaian yang baik dan rinci seperti yang
diharapkan. Hampir setiap sekolah, dan bahkan setiap guru, menjalankan
praktek-praktek evaluasi terhadap muridnya dengin cara dan pendapat
masing-masing sehingga tidak mustahil penilaian itu sering kali tidak
tepat, kurang objektif, dan tidak melukiskan gambaran yang sebenarnya
tentang hasil proses belajar para siswa.
Di
sekolah-sekolah kita sekarang ini, pekerjaan evaluasi seluruh kemajuan
belajar setiap siswa sebagai hasih pendidikan di sekolah dilakukan
bersama-sama oleh guru-guru yang mengajar di sekolah itu. Sistem kerja sama seperti ini memang baik jika:
a. Setiap guru menyadari dan memahami tujuan bersama yang hendak dicapai
dengan seluruh kegiatan evaluasi yang dilakukan di sekolah itu, yakni mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam proses kegiatan belajar, untuk mencapai tujuan seperti tercantum di dalam kurikulum sekolah.
dengan seluruh kegiatan evaluasi yang dilakukan di sekolah itu, yakni mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam proses kegiatan belajar, untuk mencapai tujuan seperti tercantum di dalam kurikulum sekolah.
b. Setiap
guru mengetahui apa dan bagaimana melakukan evaluasi untuk mencapai
tujuan bersama seperti tercantum di dalam kurikulum itu. Dengan kata
lain, setiap guru memiliki kecakapan dan keterampilan yang diperlukan
dalam melaksanakan kegiatan evaluasi.
Untuk
memenuhi kedua syarat tersebut, setiap sekolah perlu menyusun suatu
program yang dapat dijadikan pegangan atau pedoman bagi guru-guru dalam
mempersiapkan dan melaksanakan evaluasi hasil pendidikan dan pengajaran
yang telah diberikan kepada murid-muridnya.
2. Beberapa Hal yang Perlu Mendapat Perhatian dalam Penyusunan Program Evaluasi
1. Pimpinan
sekolah dan guru-guru benar-benar menyadari kekurangan serta
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam menyelenggarakan evaluasi yang
pernah dilakukan selama mi. Dengan mengetahui dan meneliti kekurangan
dan kelemahan tersebut, selanjutnya mereka akan berusaha bagaimana
memperbaikinya.
2. Penyusunan
program evaluasi hendaklah dilakukan bersama oleh pimpinan sekolah dan
guru-guru di sekolah itu. Dengan demikian, adanya program evaluasi itu
tidak menimbulkan perasaan pada guru bahwa kebebasan dan inisiatifnya
dikekang atau dihambat karenanya. Sebaliknya, karena program evaluasi
itu direncanakan dan disusun bersama, akan dapat lebih lancar dalam
pelaksanaannya.
3. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor sangat diharapkan seperti dalam hal:
a. mengusahakan adanya inservice-training atau upgrading kepada guru-guru tentang evaluasi.
b. mengusahakan
atau memperlengkap sarana pendidikan yang diperlukan seperti buku-buku
perpustakaan yang berhubungan dengan masalah evaluasi.
c. Menyediakan
kesempatan untuk mengadakan pertemuan atau diskusi-diskusi antar guru
secara periodik dan berkesinambungan. Semua itu dimaksudkan kecuali
untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan guru-guru, juga untuk
membina keseragaman dan persesuaian pendapat serta kesatuan arah tujuan
dalam menyusun dan melaksanakan program penilaian.
4. Bahwa
program evaluasi di suatu sekolah mungkin tidak sama dengan sekolah
yang lain, itu wajar karena hal ini akan bergantung pada:
a. tingkat dan jenis sekolah masing-masing
b. kualitas serta kapasitas guru-guru pada setiap sekolah yang tidak sama
c. perlengkapan
serta biaya yang tersedia untuk setiap.sekolah. Namun demikian, akan
lebih baik kiranya, jika sekolah-sekolah yang sejenis mempunyai program
evaluasi yang sama, karena kurikulum dan tujuan sekolah itu sama pula.
5. Jika
di sekolah yang bersangkutan telah ada lembaga atau badan bimbingan dan
penyuluhan (guidance and counseling) yang baik dan lengkap, usaha
penyusunan program evaluasi haruslah dilakukan bersama antara guru-guru
dan para konselor BP. Hal mi akan memungkinkan hash yang lebih baik
karena tugas BP sebagian besar menyangkut masalah evaluasi yang
dilakukan guru-guru di sekolah itu seperti menyusun dan melaksanakan
tes-tes, membuat blangko-blangko atau format evaluasi, membuat pedoman
tentang cara-cara menilai (scoring system) dan mengolah score hasil tes.
3. Ciri-ciri Program Evaluasi yang Baik
Satu
program evaluasi yang baik dapat diketahui dan ciri-cirinya yang ter:
tu. Beberapa yang dapat dianggap sebagai ciri pokok untuk menilai sampai
rriana suatu program evaluasi di suatu sekolah dikatakan baik, antara
lain:
1. Desain atau rancangan program evaluasi itu komprehensif
Tujuan-tujuan umum yang akan dinilai hendaknya mencakup tidak hanya konsep, keterampilan,
dan pengetahuan, tetapi juga apresiasi, sikap, minat, pemikiran kritis,
dan penyesuaian diri yang bersifat personal dan sosial.
Suatu desain evaluasi dikatakan komprehensif jika ia mencakup nilai-nilaian dan tujuan-tujuan
pokok yang akan dicapai oleh sekolah itu bagi setiap individu murid.
Guru-guru harus melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing pertumbuhan dan
perkembangan anak tidak hanya dalam hal pengetahuan-pengetahuan
akademis, tetapi juga dalam hal-hal yang menyangkut pertumbuhan
kepribadian siswa seperti minat, sikap, apresiasi, dan penyesuaiannya
secara emosional dan sosial. Dengan kata lain, guru sebagai pendidik
hendak nya memfokuskan tugasnya terhadap anak didik sebagai keseluruhan
pribadi:
intelektual, mental, emosional, dan sosial.
intelektual, mental, emosional, dan sosial.
Tentu
saja, untuk menilai aspek-aspek yang bersift komprehensif dan suatu
individu tidaklah mudah. Untuk itu diperlukan bermacam-macam alat
evaluasi yang sesuai bagi setiap aspek yang akan dinilai disertai
kemampuan dan kecakapan guru dalam melaksanakan alat evaluasi itu.
2. Perubahan-perubahan tingkah laku individu harus mendasari penilaian perumbuhan dan perkembangannya
Tingkah
laku total dan suatu individu-intelektual, fisik, emosional, dan sosial
harus menjadi perhatian guru dan supervisor di dalam setiap situasi
belajar. Jika siswa belajar berhitung, atau IPA, atau sejarah, atau
pelajaran apa saja, dia pada saat itu juga belajar mengubah sikap,
mengembangkan minat, dan membuat penyesuaian secara emosional maupun
sosial. Jika ia merasa kecewa karena tugas-tugas yang terlalu sukar,
atau jika ia bosan terhadap tugas-tugas yang terlalu mudah, maka
sikapnya serta penyesuaian emosional dan sosial nya akan tampak menolak
atau membenci, dan selanjutnya mempengaruhi si A uasi belajarnya.
Olehk
arena itu, guru harus tetap menyadari bermacam-macam aspek dan tingkah
laku murid meskipun tujuan pokok dan pengalaman belajar itu mungkin
untuk menguasai dalil-dalil yang diperlukan dalam pemecahan soal kimia,
misalnya. Tiap-tiap situasi belajar mencakup multiple learning yang
menyangkut tidak hanya konsep-konsep intelektual dan skills, tetapi
juga penyesuaian fisik, emosional, dan sosial. Oleh sebab itu, tingkah
laku total dan seorang siswa dalam tingkat tertentu dipengaruhi oleh
pengalaman belajarnya.
Jika
suatu kurikulum direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang luas,
ini berarti pula bahwa tingkah laku siswa harus dievaluasi menurut
tujuan dan nilai-nilai yang luas pula seperti yang dimaksud dalam
kurikulum tersebut.
3. Hasil-hasil evaluasi harus disusun dan dikelompok-kelOmPokkafl sedemik lan rupa sehingga metnudahkan interpretasi yang berarti
Hasil-hasil
kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dan program evaluasi harus
disimpulkan ke dalam pola penskoran yang jelas, secara statistik,
grafik, ataupun secara verbal, sehingga dan data evaluasi itu gambaran
atau lukisan individu dapat dilihat dan dipahami dengan mudah, dan dapat
dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Dengan demikian, dapat dilihat
bagaimana atau ke mana arah perkembangan individu tersebut.
Di dalam interpretasi ini hendaknya dilihat pula bagaimana hubungan antara skor-skor yang diperoleh siswa dalam tes-tes, dengan catatan-catatan kualitatif yang dibuat guru (anecdotal records) tentang anak tersebut, sehingga dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan total siswa tersebut dapat di imbing sebaik-baiknya.
Di dalam interpretasi ini hendaknya dilihat pula bagaimana hubungan antara skor-skor yang diperoleh siswa dalam tes-tes, dengan catatan-catatan kualitatif yang dibuat guru (anecdotal records) tentang anak tersebut, sehingga dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan total siswa tersebut dapat di imbing sebaik-baiknya.
Hal
mi berarti pula bahwa data tentang kesehatan fisik, penyesuaian
emosional dan sosial, minat-minatnya, sikapnya, dan hasil-hasil achievement test dan
berbagai mata pelajaran tidak dipisahkan satu sama lain, tetapi harus
dikorelasikan dan diintegrasikan ke dalam deksripsi yang merupakan
kesatuan atau kebulatan dan individu
4. Program evaluasi haruslah berkesinambungan dan saling berkaiwn (interr elated) dengan kurikulum
Di
sekolah-sekolah modern, evaluasi dipandang sebagai suatu proses yang
berkesinambungan, dilakukan terus-menerus. Observasi, penilaian, dan
tes-tes yang di1akukan dari hari kehari hendaknya direncanakan secara
teratur sehingga guru dapat benar-benar mengevaluasi dan membimbing
pertumbuhan siswa seacara positif. Konsep ini berbeda dengan konsep
tradisional yang memandang atau menganggap tes itu sebagai hasil akhir,
dan bukan sebagai suatu alat unk membimbing pertumbuhan.
Suatu
program evaluasi haruslah erat berkaitan (interrelated) dengan
kurikulum sekolah karena Ia merupakan bagian yang integral dengan
pembimbingan pengalaman-pengalaman belajar siswa. Tes, kuesioner, dan
alat-alat evaluasi yang lain bersama-sama merupakan dasar untuk menilai
pertumbuhan ke arah tujuan-tujuan kurikulum. Dengan kata lain,
tercapai-tidaknya tujuan-tujuan trikulum itu tercermin di dalam
hasil-hasil penilaian terhadap pencapaian belajar perubahan-perubahan
tingkah laku pada muri-murid. Dengan demikian, program evaluasi menjadi
berarti tidak hanya untuk membimbug pertumbuhan siswa, tetapi juga bagi
pembinaan dan perkembangan kunikulum serta metode-metode mengajar yang
sesuai.
4. Isi Program Evaluasi
Menentukan
pokok-Pokok dan ketentuan-ketentuan apa yang perlu dimuat di dalam
suatu program evaluasi itu sangat sukar. Hal ini disebabkan oleh tujuan
khusus dan tiap jenis sekolah dan keadaan sekolah masing-masing tidak
sama.
Namun,
untuk memberi gambaran secara umum, beberapa pokok dan ketentuan yang
dikemukakan di bawah ini dapat menjadi petuniuk minimal dalam penyusunan
suatu program evaluasi.
1. Adanya perumusan tujuan umum sekolah yang bersangkutan seperti yang tercantum di dalam kurikulumm sekolah masing-masing
2. Perumusan
tujuan tiap mata pelajaran sesuai dengan tujuan sekolah masing-masing.
Kedua perumusan tujuan tersebut di atas kalau diintegrasikan hendaknya
melukiskan gambaran yang cukup jelas mengenal hasil anak didik yang
bagaimanakah yang dihendaki oleh tujuan sekolah itu.
3. Perumusan
tujuan tiap mata pelajaran menjadi tujuam-tujuan instruksional yang
jelas dan sesuai dengan aspek-aspek pertumbuhan siswa yang dihendaki
oleh tujuan kurikulum sekolah itu.
4. Rincian
tentang aspek-aspek pertumbuhan siswa yang harus diperhatikan dalarn
setiap kegiatan evaluasi seperti sikap, watak, kecakapan, pengetahuan,
keterampilan, cara berpikir, kepemimpinan, serta cara penyesuain dan
secara emosional dan sosial.
5. Ketentuan
tentang pemilihan alat-alat evaluasi yang sesuai dan dapat dipergunakan
untuk mengevaluasi setiap aspek pertumbuhan yang dihendaki. Misalnya
observasi, catatan harian (anecdotal records), beberapa jenis tes
kepribadian, dan achievement test.
6. Ketentuan dan petunjuk-petunjuk tentang cara-cara menskor (scoring system) dan cara mengolahnya.
7. Ketentuan
dan petunjuk-petunjuk tentang syarat-syarat kerja yang harus
diperhatikan dalam setiap tindakan evaluasi bagaimanakah melaksanakya
dan alat-alat apa yang harus dipersiapkan
8. Ketentuan
tentang jadwal kegiatan evaluasi, yang memuat antara lain: bilamana
evaluasi harus dilakukan, berapa kali dalam tiap semester, aspek-aspek
mana yang perlu dievaluasi, dan alat evaluasi yang dipergunakan.