Senin, 19 Desember 2011

Adab Menghormati Orang Tua (Ibu dan Bapak)




ADAB MENGHORMATI ORANG TUA (IBU BAPAK)


Disusun oleh:

Suranto (G000100068)
Ahmad Yasin (G000100093)



FAKULTAS AGAMA ISLAM (TARBIYAH)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011 

Adab Menghormati Orang Tua (Ibu dan Bapak)
Pendahuluan
Mengapa kita menghormati orang tua

Allah memerintahkan kepada manusia agar mengabdi atau hanya menyembah kepada Allah dan agar berbuat baik kepada kedua orang tua ibu dan bapaknya. Sebagaimana firmannya Allah dalam Al-Qur'an Surat Al Isra' (17) ayat 23.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا(23)
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia (Allah) dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu … (QS Al Israa': 23).
Ibu dan bapak adalah orang yang paling banyak berjasa kepada anaknya terlebih-lebih ibu. Ibu telah mengamdung selama 9 bulan lebih, dalam keadaan lemah apalagi pada waktu melahirkan. Oada saat ibu melahirkan, ibarat mempertaruhkan jiwa. Tidak sedikit orang meninggal karena melahirkan
Sesudah itu dengn penuh kasih sayang ibu menyusui anaknya selama kurang lebih dua tahun. Ia juga harus merawat, memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan lain-lain, semua dilakukan dengan ikhlas tanpa mengharapkan pembalasan dari anaknya. Perhatikan ayat Al-Qur'an surat Luqman (31) ayat 14:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ(14)

Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (QS. Luqman: 14).
Tugas bapak adalah mencari rizki untuk biaya hidup keluarga, dan mencukupi kebutuhan anaknya, untuk membeli pakaian, biaya sekolah dan sebagainya. Kadang-kadang ayah harus bekerja keras diterik matahari untuk mencukupi kebutuhan tersebut.
Orang tua juga berkewajiban mendidik anak-anaknya untuk memberi bekal hidup baik bekal hidup didunia maupun pendidikan agama, moral dan akhlaknya, agar masa depannya dapat hidup bahagia.
Oleh karena itu, wajarlah apabila anak diperintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya, sebagai ungkapan syukur (terima kasih) kepadanya. Pada hakekatnya walaupun anak berbakti dan berusaha membalas budi kepad orang tua, tak mungkin akan mampu membalasnya. Jasa-jasa dan kasih sayang orang tua tak akan mampu diimbangi dengan apapun dari anaknya.
Pembahasan
Adab menghormati/berbakti kepada orang tua
Beberapa cara berbakti kepada orang tua anatra lain:
  1. Mematuhi nasehat dan perintah orang tua.
Orang tua pada umumya ingin agar anaknya hidup bahagia di dunia dan akhirat nanti. Tidak ada orang tua yang ingin anaknya hidup sengsara. Orang tua mempunyai banyak pengalamam-pengalaman, ada yang menyenangkan dan ada yang tidak menyenangkan. Pengalam-pengalaman itu sangat berharga bagi kehidupan di masa yang akan datang. Oleh karena itu orang tua sering memberikan nasehat kepada anaknya, tetapi kadang-kadang anak merasa dibatasi kebebasannya. Anak sering merasa ditindas apalagi diperintah mengerjakan sesuatu oleh orang tuannya, pada hal orang tua bermaksud untuk melatih anaknya melakukan sesuatu agar nantinya mampu hidup mandiri. Anak yang baik adalah anak yang memperhatikan nasehat dan perintah orang tua.
Anak boleh tidak patuh kepada orang tua apabila diperintahkan untuk melakukan sesuatu yang melanggar atau dilarang agama. Misalnya diperintahkan untuk menyekutukan Allah (musyrik), menyembah patung, pergi ke dukun, mencuri, membunuh, berbuat dosa dan sebagainya. Perintah itu harus ditolak dengan tegas tetapi dengan cara yang sopan dan halus. Perhatikan ayat Al-Qur'an surat Luqman (31) ayat 15:


Artinya: Dan jangan keduanya (Ibu Bapak) memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tudak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti kedanya, dan pergaulilah keduanya didunia dengan baik … (Luqman: 15)
perhatikan juga surat Al-ankabut (29) ayat 8 (cari dalam Al-Quran yang ada terjemahannya).
  1. Berbuat baik, sopan dan santun kepada orang tua.
Kita harus berbuat baik, sopan dan santun kepada orang tua dalam keadaan apapun juga. Kita tidak boleh berbuat hal-hal yang tidak senonoh, menyakiti hati maupun menyakiti secara fisik, berkata-kata kasar. Bahkan apabila kita berbeda pendapat atau berbuat sesuatu yang bertentangan agamapun menolaknya harus secara baik. Jika kita berbeda agama, di dunia kita tetap menghormati dan memperlakukan secara baik sebagai orang tua. Perhatikan Luqman ayat 15 dan surat Al-Israa' ayat 23 di atas.
Dan kita harus berbakti kepada orang tua sesuai dengan hadis berikut:
Shahih Muslim 2782

2782 حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا الْعَبَّاسِ الشَّاعِرَ وَكَانَ لَا يُتَّهَمُ فِي حَدِيثِهِ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَاللَّهِ بْنَ عَمْرٍو رَضِي اللَّهم عَنْهممَا يَقُولُ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَأْذَنَهُ فِي الْجِهَادِ فَقَالَ أَحَيٌّ وَالِدَاكَ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ *

Artinya: Telah bercerita kepada kami Adam telah bercerita kepada kami Syu’bah telah bercerita kepada kami Habib bin Abi Tsabit berkata aku mendengar Abu Al Abbas asy Sya’ir, dia adalah orang yang tidak buruk dalam hadits-hadits yang diriwayatkannya, berkata: aku mendengar Abdullah bin ‘Amru radliallahu ‘anhuma berkata: “Datang seorang laki-laki kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam lalu meminta izin untuk ikut berjihad. Maka beliau bertanya: “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Laki-laki itu menjawab: “Ya.” Maka beliau berkata: “Kepada keduanyalah kamu berjihad (berbakti)”

3. memelihara danmenjaga orang tua.
Anak berkewajiban memelihara dan menjaga ibu bapaknya terutama jika anaknya sudah bekerja sedang ibu bapak sudah tua. Apabila salah satu atau keduanya sampai umur lanjut dalam pemeliharaan anaknya, anaknya harus tetap dan memelihara dengan baik, jangan sampai berkata kasar, membentak dan berlaku kasar. Perhatikan surat Al An’am: 151

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا(23)

Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
  1. Mendo'kan
Anak yang shalih harus mendo'akan orang tuanya baik masih hidup ataupun sudah meninggal dunia. Firman Allah dalam surat Al-Israa' (17) ayat 24:
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا(24)
Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (ibu bapak) dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagai mana mereka berdua telah mendidik mengasihi aku waktu kecil” (Al-Israa': 24)
atau dido'akan: “Ya Allah ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku, kasihilah keduanya sebagai mana mereka mengasihi pada waktu kecil”.
  1. Berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal
Walaupun orang tua sudah meninggal, anak masih dapat dan diperintahkan untuk berbuat kebaikan kepadanya. Pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi seorang laki-laki dari suku Bani Salamah lalu oranng itu berkata/bertanya: “Ya Rasulullah masih adakah kebajikan yang dapat kuberikan kepada ibu bapakku setelah kedua-duanya meninggal dunia. Rasulullah menjawab:



Artinya: ya (masih ada) yaitu mendo'akan keduanya, memohonkan ampunkeduanya, memnunaikan janji keduanya (jika mempunyai jani), silahturahim yang tak dapat dihubungkan melainkan dengan perantaraan keduannya (bersilahturahim dengan saudara-saudaranya) dan memuliakan teman-teman keduanya (Riwayat Abu Dawud).
Birrul walidayn saat masih hidup
Sebagaimana yang diterangkan di atas bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua itu di dalam ajaran islam sangat dipentingkan da ditempatkan pada urutan yang kedua setelah berbakti kepada Allah. Dan berbuat baik atau birrul walidayn tidak hanya terbatas saat mereka masih hidup, tetapi juga setelah meninggal dunia. Di bawah ini akan diuraikan hal-hal yang berkenaan dengan kewajiban anak kepada orang tua, saat mereka masih hidup, diantaranya ialah:
1. Apabila orang tua membutuhkan makanan, minuman, dan pakaian, maka anak harus memenuhinya.
2. Apabila orang tua membutuhkan pengkhidmatan, maka anak harus melaksanakannya.
3. Apabila dipanggil oleh oang tuanya, maka anak harus menjawabnya dengan sopan dan mendatanginya.
4. Apabila disuruh olehorang tua, maka anak harus melaksanakannya, asal tidak bertentangan dengan ajaran islam.
5. Apabila berbicara dengan orang tua, si anak harus bersikap sopan.
6. Apabila memanggl orang tua, anak harus menggunakan panggilan yang menyenangkan hatinya.
Birrul walidayn setelah meninggal dunia
Tuntunan untuk berbuat baik kepada orang tua setelah mereka meninggal dunia mendasarkan pada hadis berikut: Pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi seorang laki-laki dari suku Bani Salamah lalu oranng itu berkata/bertanya: “Ya Rasulullah masih adakah kebajikan yang dapat kuberikan kepada ibu bapakku setelah kedua-duanya meninggal dunia. Rasulullah menjawab:ya (masih ada) yaitu mendo'akan keduanya, memohonkan ampunkeduanya, memnunaikan janji keduanya (jika mempunyai jani), silahturahim yang tak dapat dihubungkan melainkan dengan perantaraan keduannya (bersilahturahim dengan saudara-saudaranya) dan memuliakan teman-teman keduanya (Riwayat Abu Dawud).
Berdasarkan hadis di atas dapatlah disimpulkn bahwa kewajiban anak terhadap kedua orang tuanya yang sudah meninggal ialah:
    1. Mendo'akan kedua orang tuanya dengan khidmat dan ikhlas.
    2. Memohonkan ampun kepada Allah atas kesalahan-kesalahannya.
    3. Melaksanakan semua pesan, wasiat dan menjunjung tinggi nama baik kedua orang tua.
    4. Menyambung tali silahturahim kepada mereka yang sering dikunjungi oleh kedua orang tuanya.
    5. Menghormat para sahabat kedua orang tanya saat masih hidup.
Hikmah menghormati orang tua (birrul walidain)
  1. Termasuk amalan yang lebih dicintai oleh Allah
Abdullah bin Mas'ud pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amalan yang mana yang lebih dicintai oleh Allah? Beliau menjawab:
Shahih Muslim 123
123 حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي عَمْرٍو الشَّيْبَانِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ أَوِ الْعَمَلِ الصَّلَاةُ لِوَقْتِهَا وَبِرُّ الْوَالِدَيْنِ *

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari al Hasan Ubaidullah dari Abu Amru asy Syaibani dari Abdillah dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda, “Amalan-amalan yang paling utama adalah shalat pada waktunya dan berbakti kepada orang tua.”

2. Akan dihormati oleh anak-anaknya


Artinya: Bersabda Rasulullah SAW: berbaktilah kepada bapak-bapak kamu, niscaya anak-anakmu berbuat baik kepadamu, dan peliharalah kehormatanmu dirimu,niscaya ister-isteri kamu memelihara kehormatan dirinya (H.R. Thabrani dengan sanad hasan).
  1. Mendapat ridho dari Allah karena diridhoi orang tua.
Kesimpulan
1. Bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang di cintai oleh Allah.
2. Bahwa ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua.
3. Bahwa berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul dengan amal shahih tersebut.
4. Dengan berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rizki dan dipanjangkan umur.
5. Manfaat dari berbakti kepada kedua orang tua yaitu akan dimasukkan ke jannah (surga) oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di dalam hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam disebutkan bahwa anak yang durhaka tidak akan masuk surga. Maka kebalikan dari hadits tersebut yaitu anak yang berbuat baik kepada kedua orang tua akan dimasukkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ke jannah (surga)


6 komentar: