Selasa, 20 Desember 2011

POLA PENDIDIKAN ISLAM PADA PERIODE RASULULLAH Fase Makkah dan Madinah

POLA PENDIDIKAN ISLAM PADA PERIODE RASULULLAH
Fase Makkah dan Madinah
Oleh: Suranto (G000100068)

Rasulullah SAW., sebagai suri teladan dan rahmatan lil'alamin bagi orang yang mengharapkan rahmat dan kedatangan hari kiamat banyak menyebut Allah (al-ahzhab: 21) adalah pendidik pertama dan terutama dalam dunia pendidikan islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukan Rasulullah dapat dikatakan sebagai mukjizat luar biasa, yang manusia apa dan di mana pun tidak dapat melakukan hal yang sama.
Gambaran dan pola pendidikan Islam di periode Rasulullah SAW. Di Makah san Madinah adalah sejarah masa lalu yang perlu kita ungkapkan kembali, sebagai bahan perbandingan, sumber gagasan, gambaran strategi menyuseskan pelaksanaan proses pendidikan Islam. Pola pendidikan di masa Rasulullah SAW., tidak terlepas dari metode, evaluasi, materi, kurikulum, pemdidikan, peserta didik, lembaga, dasar, tujuan dan sebagainya yang bertalian dengan pelaksanaan pendidikan Islam, baik secara teoritis maupun praktis.
Kondisi sosiokultural masyarakat pra-islam. Terutama pada masyarakat Makkah dan Madinah sangat mempengaruhi pola pendidikan periode Rasulullah di Makah dan Madinah. Secara kuantitas orang-orang yang masuk islam pada fase Makkah lebih sedikit daripada orang-orang yang masuk islam pada fase Madinah. Hal tersebut di antaranya disebabkan oleh watak dan budaya nenek moyang mereka sedangkan masyarakat Madinah lebih mudah dimasuki ajaran islam karena kondisi masyarakat, khususnya Aus dan Khazraj, sangat membutuhkan seorang pemimpin, untuk melenturkan pertikaian sesama mereka dan sebagai “pelindung” dari ancaman kaum Yahudi, disamping sifat penduduknya yang lebih ramah yang dilatarbelakangi kondisi geografis yang lebih nyaman dan subur. Penulis mencoba mengungkapkan pola pendidikan islam periode Rasulullah SAW. Yang dapat dibedakan menjadi dua fase, yaitu (1) fase Makkah; (2) fase Madinah.
1. Fase Makkah
Nabi Muhamad SAW adalah orang yang teguh mempertahankan tradisi Nabi Ibrahim, tabah dalam mencari kebenaran hakki, menjatuhkan diri dari keramaian dan sikap hedonisme dengan berkontemplasi (ber-tahannus) di Gua Hira. Pada tanggal 17 Ramandhan turunlah wahyu Allah yang pertama, surat al-Alag Ayat 1-5 sebagai fase pendidikan Islam Makkah.
a. Tahapan pendidikan Islam pada Fase Makkah
Pola pendidikan yang dilakukan Rasulullah sejalan dengan tahapan-tahapan dakwah yang disampaikannya kepada kaum Quraisy. Dalam hal ini penulis membaginya kepada tiga tahap.
(1) Tahap Pendidikan Islam Secara Rahasia dan Perorangan
Pada awal turunya wahyu pertama (the first revelation) al-Qur'an surat 96 ayat 5, pola pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi-sembunyi, mengingat kondisi sosial-politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Sebagai lembaga pendidikan dan pusat kegiatan pendidikan islam yang pertama pada era awal ini adalah rumah Arqam ibn Arqam.
(2) Tahap Pendidikan Islam Secara Terang-terangan
Pendidikan secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun, sampai turun wahyu berikutnya, yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan terang-terangan. Ketika wahyu tersebut turun, beliau mengundang keluarga terdekatnya untuk berkumpul di bukit Shafa, menyerukan agar berhati-hati terhadap azab yang keras di kemudian hari (hari kiamat) bagi orang-orang yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan Yang Esa dan Muhammad sebagai utusan-Nya. Perihal dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh Rasulullah, seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan jangkauan dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut banyak kaum Quraisy yang akan masuk Islam.
(3)Tahap Pendidikan Islam untuk Umum
Rasulullah mengubahb strategi dakwahnya dari seruan yang terfokus keluarga dekat beralih kepada serua umum, umat manusia secara keseluruhan. Seruan dalam skala “internaional” tersebut didasarkan kepada perintah Allah, surat al-Hijr Ayat 94-95. Sebagai tindak lanjut dari perintah tersebut, pada musim haji Rasulllah mendatangi kemah-kemah para jamaah haji. Pada awalnya tidak banyak yang menerima, keuali sekelompok jamaah haji dari Yastrib, kabilah Khazraj yang menerima dakwah secara antusias. Dari sinilah inar Islam memancar ke luar Makkah.
b. Materi Pendidikan Islam
Materi pendidikan pada fase Makkah dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu:
Pertama, materi pendidikan tauhid, materi ini lebih difokuskan untuk memurnikan ajaran agama tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim, yang telah diselewengakan oleh masyarakat jahiliyah. Secara teori inti ajaran tauhid terdapat dalam kandungan surat al-Fatihah Ayat 1-7 dan surat al-Ikhlas Ayat1-5. Kemudian beliau mengajarkan cara bagaimana mengaplikasikan pengertian tauhid tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, materi pengajaran al-Qur'an. Materi ini dapat dirinci kepada: (1) Materi baca tulisal-Qur'an, untuk sekarang ini disebut dengan materi imla' dan iqra'. (2) Materi mengahafal ayat-ayat al-Qur'an, yang kemudian disebut dengan menghafal ayat-ayat suci al-Qur'an. (3) Materi pemahaman al-Qur'an, saat ini disebut dengan materi fahmi al-Qur'an atau tafsir al-Qur'an.
c. Metode Pendidikan Islam
Metode yang digunakan Rasulullah dalam mendidik sahabatnya antara lain: (1) metode ceramah, menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan memberikan penjelasan-penjelasanserta keterangan-keterangannya; (2) dialog, misalnya dialg antara Rasulullah dengan Mu'az ibn Jabal ketika Mu'az akan diutus sebagai kadi ke negeri Yaman; (3) diskusi ata tanya jawab, sering sahabat bertanya kepada Rasulllah tentang suatu hukaum, kemudian rsul menjawab; (4) metode perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana satutubuh, bila sakit salah satu anggota tubuh maka anggota tubuh lainnya akan turut merasakannya; (5)metode kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra' dan miraj; (6) metode pembiasaan, membiasakan kaum muskimin shalat berjamaah; (7) metode hafalan, misalnya para sahabat dianjurkan untuk menjaga al-Qur'an dengan menghafalnya.

d. Kurikulum Pendidikan Islam
kurikulum pendidikan Islam pada pperiode Rasulullah baik di Makkah maupun Madinah adalah al-Qur'an yang Allah wahyukan sesuai dengan kondisi dan situasi, kejadian dan peristiwa yang dialami umat Islam pada saat itu, Karena itu dalam praktiknya tidak saja logis dan rasional, tetapi juga fitrah dan pragmatis. Hasil cara yng demikian dapat dilihat dilihat dari sikap rohani dan mental para pengikutnya.
e. lembaga Pendidikan Islam
Lembaga pendidikan Islam pada fase Makkah ada dua macam tempat yaitu: (1) Rumah Arqam ibn Arqammerupakan tempat pertama berkumpulnya kaum muslimin beserta Rasulullah untuk belajar hukum-hukum dan dasar-dasar ajaran Islam. (2) Kuttab, pendidikan di kuttab pada awalnya lebih terfokus pada materi baca tlis sastra, syair arab, dan pembelajaran berhitung namun setelah datang Islam materinya ditambah dengan materi baca tulis al-Qur'an dam memahami hukum-hukum islam. Adapun yang mengajar di kuttab pada era awal Iskam adalah orang-orang non-Islam.
2. Fase Madinah
Kedatangan Nabi Muhammad SAW. Bersama kaum muslimin Makkah, disambut oleh penduduk madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan. Selama periode Madinah Nabi Muhammad SAW dalam mengajarkan al-Qur'an dengan menganjurkan pengikutnya untuk menghafal dan menulis ayat-ayat al-Quran sebagaimana diajarkannya. Beliau sering mengadakan ulangan-ulangan dalam pembacaan al-Qur'an dalam shalat , dalam pidato-pidato, dalam pelajaran-pelajaran dan lain-lain kesempatan.
a. Lembaga Pendidikan Islam
Ketika Rasulullah dan para shabat hijrah ke Madinah salah satu program pertama yang belisu lakukan adalah pembangunan sebuah masjid. Setelah selesai membangun masjid, maka Nabi Muhammad SAW pindah menempati sebagian ruangan yang memang khusus disediakan untuknya. Demikian pula di antara kaum Muhajirin yang tidak mampu membangun tempat tinggalnya sendiri.

Masjid itulah pusat kegiatan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin, untuk secara bersama membna masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid, dan mencerminkan persatuan dan kesatuan umat. Di masjid itulah belia ber musyawarah mengenai berbagsi urusan, mendirikan salat bejamaah, membacakan al-Qur'an, maupun membacakan ayat-ayat yang baruditurunkan. Dengan demikian, masjid itu merupakan pusat pendidikan dan pengajaran.
b. Materi Pendidikan Islam di Madinah
Pada fase Madinah materi pendidikan yang diberikan cakupannya lebih kompleks dibandingkan dengan materi pendidikan fase Makkah. Di antara pelaksanaan pendidikan Islam di Madinah adalah: (1) Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antara kaum muslimin. Dalam melaksanakan melaksanakan pendidikan ini, Rasulullah bertitik tolak dari struktur kekeluargaan yang ada pada masa itu. (2) Pendidikan kesejahteraan sosial. Terjaminya kesejahteraan sosial, tergantung pertama-tama pada terpenuhinya kebutuhan pokok dari pada kehidupan sehari hari. Untuk itu setia orang harus bekerja mencari nafkah, untuk mengatasi masalah pekerjaan tersebut, Rasulullah memerintahkan kepada kaum Muhajirin bekerjasama dengan kaum Ansor. (3) Pendidikan kesejahteraan kaum kerabat. Yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, dan anak-anaknya. Rasulullah berusaha untuk memperbaiki keadaan itu dengan memperkenalkan dan sekaligus menerapkan sistem kekeluargaan kekerabatan baru, yang berdasarkan takwa kepada Allah. (4) Pendidikan HANKAM (pertahanan dan Keamanan) dakwah islam. Masyarakat kaum muslimin merupsksn suatu state (negara) di bawah bimbingan Rasulullah yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha dakwahnya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia secara bertahap. Oleh karena itu, setelah masyarakat kaum muslimin di Madinah berdiri dan berdaulat, usaha Rasulullah berikutmya adalah memperluas pengakuan kedaulatan tersebut dengan jalan mengajak kabilah-kabilah sekitar Madinah untuk mengakui konstitusi Madinah. Ajakam tersebut disampaikan dengan baik-baik dan bijaksana.

DAFTAR PUSTAKA
H. Nizar, Samsul. Sejarah PendidikanIslam: Menelusuri Jejak Sejarah Era Rasulullah Sampai Indonesia.Jakarta: Kencana. 2007.
Shahab, Alwi. Memilih Bersama Rasulullah. Cet. ke-2. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2000.
Al-Ismail, Tahia. Sejarah Ringkas Muhammad SAW. Terj. A. Nasir Budiman. Cet. ke-2. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2001.
Nasr, Sayyed Hossein. Kekasih Allah Muhammad Kedalaman spiritual dan Arti Batiniah berbagai episode kehidupannya. Terj. R. Soerjadi Djojopranoto. Cet. ke-1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1995.
Lapindus, Ira M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj. Ghufron A. Mas'adi. Cet. ke-1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar