MENUMBUHKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI KERJA SAMA GURU DAN ORANG TUA
Oleh.
Astuti (08703251024)
Abstrak
Realita lapangan
menunjukan bahwa siswa di Indonesia tidak memiliki kemauan belajar
yang tinggi baik kemampuan belajar matematika, bahasa maupun ilmu
pengetahuan alam. Banyak siswa merasa “ogah-ogahan” di dalam
kelas, tidak mampu memahami dengan baik pelajaran yang disampaikan
oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak mempunyai
motivasi yang kuat untuk belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan
belajar tidak menyenangkan dan memilih kegiatan lain di luar kontek
belajar seperti menonton televisi, sms, dan bergaul dengan teman
sebaya. Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat mereka tertarik
pada hal-hal yang negative,seperti minum obat- obatan terlarang,
pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi adalah suatu proses untuk
menggiatkan motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi
diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk
melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak
sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar. Motivasi
siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan
dapat timbul dari luar diri siswa (motivasi ekstrinsik).
Kegiatan untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk
dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru, merupakan salah
satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak.
Hal-hal yang mempengaruhi
rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya adalah metode dan
cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan, tujuan
kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas,tidak adanya relevansi
kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa, latar belakang ekonomi
dan sosial budaya siswa.
Maka
orang tua dan guru perlu bekerja sama untuk
menumbuhkan motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan
kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja
sama antara ke duanya harus dirancang sedemikian rupa.
Kata kunci: Motivasi
belajar
Pendahuluan
Salah satu permasalahan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya
mutu proses pembelajaran seperti metode mengajar guru yang tidak
tepat, kurikulum, manajemen sekolah yang tidak efektif dan kurangnya
motivasi siswa dalam belajar.
Realita lapangan menunjukan bahwa siswa tidak memiliki kemauan
belajar yang tinggi, baik dalam mata pelajaran belajar matematika,
bahasa maupun ilmu pengetahuan alam. Banyak siswa merasa
“ogah-ogahan” di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik
pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan
bahwa siswa tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar. Siswa
masih mengganggap kegiatan belajar tidak menyenangkan dan memilih
kegiatan lain di luar kontek belajar seperti menonton televisi, sms,
dan bergaul dengan teman sebaya.
Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat mereka tertarik pada
hal-hal yang negative. Raymond J.W dan Judith(2004:22) mengungkapkan
bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada belajar, pengetahuan,
seni (motivasi positif) namun mereka juga bisa tertarik pada hal–hal
yang negative seperti minum obat- obatan terlarang, pergaulan bebas
dan lainnya. Motivasi belajar anak-anak muda tidak akan lenyap tapi
ia akan berkembang dalam cara-cara yang bisa membimbing mereka untuk
menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa sebaliknya. Hal
inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru.
Motivasi
Belajar
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan
serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia
mau melakukan serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat
timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsic) dan dapat timbul
dari luar diri siswa/motivasi ekstrinsik (Uzer Usman, 2008).
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang timbul sebagai akibat
dari dalam diri individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari orang
lain, misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu
pengetahuan atau ingin mendapatkan keterampilan tertentu, ia akan
rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain. Sebaliknya motivasi
ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah
karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar.
Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah
untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru, merupakan
salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak..
Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa ketika ada
permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar siswa, guru dan orang
tua terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa
malas belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan kondisi belajar
anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa orang tua dan
guru perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dan
factor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor
yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya adalah
sebagai berikut:
- Metode mengajar guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa
- Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas
- Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa
- Latar belakang ekonomi dan social budaya siswa
Sebagian
besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat
untuk belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Contohnya siswa yang berasal dari pesisir pantai misalnya
lebih memilih langsung bekerja melaut dari pada bersekolah,
.
- Kemajuan teknologi dan informasi. Siswa hanya memanfaatkan produk teknologi dan informasi untuk memuaskan kebutuhan kesenangan saja.
- Merasa kurang mampu terhadap mata pelajaran tertentu, seperti matematika, dan bahasa inggris
- Masalah pribadi siswa baik dengan orang tua, teman maupun dengan lingkungan sekitarnya.
Raymond dan Judith (2004:24) mengungkapkan ada empat pengaruh utama
dalam motivasi belajar seorang anak yaitu
- Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama, undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan sekolah. Hal–hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar anak.
- Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi pengaruh utama dalam memotivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA dan sesudahnya.
- Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar, para gurulah yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak hal mereka tidak sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang memenuhi ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan serta membukakan pintu-pintu kita untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan.
- Diri anak itu sendiri
Murid-murid yang
mempunyai kemungkinan paling besar untuk belajar dengan serius,
belajar dengan baik dan masih bisa menikmati belajar, memiliki
perilaku dan karakter pintar, berkualitas, mempunyai identitas, bisa
mengatur diri sendiri sudah pasti mempengaruhi motivasi belajarnya.
Dilihat dari peranannya,
maka orang tua dan guru paling berpengaruh dalam rangka memotivasi
belajar siswa.Kerja sama antara kedua komponen ini akan menghasilkan
kekuatan luar biasa yang bisa menumbuhkan motivasi belajar anak.
Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan
yang baik maka pola kerja sama antara ke duanya harus dirancang
sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh orang tua
dan guru harus teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan memahami
kekuatan dan kelemahan guru dan orang tua akan dapat membuat
rancangan yang tepat untuk menumbuhkan motivasi anak.
Ciri-
Ciri Guru yang Bisa Memotivasi Siswa
Salah
satu ciri guru yang bisa memotivasi adalah antusiasme, mereka peduli
dan paham dengan apa yang diajarkannya dan mengkomunikasikannya
dengan murid bahwa apa yang sedang mereka pelajari itu penting. Ia
memberikan teladan yang dapat menjadi inspirasi bagi siswanya.
Ciri-ciri
guru yang berkualitas dan bisa memotivasi siswa adalah guru yang
melakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menjadi manajer yang baik yang mampu merencanakan,mengelola, mengorganisasikan serta mengevaluasi kelasnya, murid-murid akan merasa aman dan nyaman bersamanya
- fasilitator yang memperlakukan semua siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar dan bertanggungjawab
- Memberikan pengaruh arus balik yang bersifat korektif
- Memberikan test-tes yang adil, penilaian yang bersifat informative
- Membantu murid-murid untuk menyadari bahwa mereka sedang tumbuh dalam persaingan dan keunggulan.
Ciri-ciri
keluarga yang efektif
Keluarga
yang efektif mampu memotivasi anak untuk belajar. Ciri-cirinya
adalah :
- Membuat suatu kontrol atas kehidupan mereka
- Mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi kepada anak-anak
- Memiliki impian tentang keberhasilan anak di masa depan
- Menanamkan pandangan bahwa kerja keras merupakan kunci keberhasilan
- Mengarahkan waktu anak-anak dalam aktifitas yang bermanfaat
- Membuat aturan yang positif seperti pembatasan menonton acara televise
- Memberikan tanggungjawab kepada anak untuk menyelesaikan masalah
- Sering berhubungan dengan guru
- Menekankan kehidupan spiritual terhadap anak.
Membangun
Hubungan Kerja
Sama
Selama ini hubungan yang terjadi antara guru dan
orang tua masih terbatas pada hal-hal tertentu, orang tua ke sekolah
atau menghubungi guru hanya karena ada masalah saja, begitupun
sebaliknya guru menghubungi orang tua apabila ada masalah dengan
anaknya. Orang tua ke sekolah hanya karena diundang oleh pihak
sekolah pada acara-acara tertentu. Jarang dijumpai orang tua dan guru
duduk bersama membahas upaya-upaya yang dapat dilakukan secara
bersama untuk menunjang motivasi belajar anak. Maka ketika anak
mendapatkan masalah terkait dengan motivasi belajarnya maka akan
terjadi aksi saling menyalahkan antara guru dan orang tua.
Maka kita tak boleh mengulangi kondisi di atas. Guru dan orang tua
harus menciptakan hubungan positif dalam rangka menumbuhkan semangat
belajar anak. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh guru dalam
membuka pintu untuk membangun komunikasi langsung. Seiring dengan
kemajuan teknologi informasi maka guru bisa memanfaatkan sms, email,
atau pesawat telepon untuk membuka komunikasi dengan orang tua, atau
kalaupun media-media komunikasi di atas belum memungkinkan untuk
digunakan maka cara-cara manual seperti mengirim surat atau kuisioner
yang berisi informasi tentang perkembangan kognitif, psikomotorik dan
afektif anak dapat dilakukan oleh guru. Guru dapat menyediakan waktu
sekali sebulan untuk melakukan hal ini.
Sebaliknya orang tua juga perlu mengambil inisiatif dalam membuka
jalur komunikasi dengan guru. Orang tua hendaknya bisa memberikan
informasi-informasi yang berguna bagi guru tentang kondisi anak di
rumah. Orang tua bisa melakukannya dengan menghubungi guru secara
langsung di rumahnya atau melalui SMS, atau melalui telepon di luar
jam mengajarnya. Orang tua juga bisa membina hubungan dengan pihak
sekolah dengan cara sedapat mungkin menghadiri undangan dari pihak
sekolah, karena momen seperti rapat-rapat orang tua merupakan sarana
yang efektif untuk menyampaikan pendapat, uneg-uneg serta usul saran
bagi pihak sekolah.
Untuk mendukung kerja sama yang baik maka guru dan orang tua harus
mengetahui apa yang bisa mereka lakukan untuk menumbuhkan motivasi
belajar anak. Guru harus menempatkan usaha memotivasi siswa pada
perencanaan pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne
yang dikutip oleh Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang
harus dicapai dan bersedia melibatkan diri. Hal ini sangat berperan
karena siswa harus berusaha untuk memeras otaknya sendiri. Kalau
kadar motivasinya rendah siswa akan cenderung membiarkan permasalahan
yang diajukan. Maka peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan
motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai.
Cara-Cara
menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
- Hal-Hal yang Dilakukan Oleh Guru
Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan permasalah
rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus mengetahui beberapa
hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa,
diantaranya adalah :
- Memilih cara dan metode mengajar yang tepat termasuk memperhatikan penampilannya
- Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
- Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa
- Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
- Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
- Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah
- Menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.
- Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.
- Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif laiinya.
- Hal-Hal Yang Dilakukan oleh Orang Tua
- Mengontrol perkembangan belajar anak. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan anak.
- Mengungkap harapan-harapan yang realistis terhadap anak
- Menanamkan pemahaman agama yang baik khususnya yang terkait dengan motivasi
- Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan seperlunya
- Tanyakanlah keinginan dan cita-cita mereka. Berikan dukungan terhadap keingginan dan cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar.
- Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar selanjutnya.
- Hal-Hal Yang Dikerjakan oleh Ortu dan Guru Secara Bersama
Ketika permasalahan rendahnya motivasi sudah
menjadi permasalahan yang serius yang tidak bisa diantispasi oleh
guru sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka kerja sama antara guru
dan orang tua harus segera dilakukan. Ada beberapa cara yang
bisa dilakukan di ataranya :
- Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa, cari factor penyebab yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya.
- Mencari solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi oleh orang tua
- Memberikan perlakuan yang tepat terhadap anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru harus mempunyai komitemen yang tinggi untuk tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak.
- Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua, guru dan siswa perlu duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahannya.
Kesimpulan
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa baik
faktor yang ada dalam diri siswa seperti minat, kemauan maupun
faktor yang ada di luar siswa seperti guru, orang tua, lingkungan
sosial budaya dan ekonomi. Menumbuhkan motivasi belajar siswa
bukanlah pekerjaan yang mudah. Proses menumbuhkan motivasi belajar
siswa harus dilakukan secara bersama oleh guru dan orang tua, kerja
sama positif antara orang tua dan guru merupakan hal yang
mutlak.Orang tua dan guru bisa saling bekerja sama dengan memberikan
informasi timbal balik tentang siswa. Selain itu orang tua dan guru
perlu mengeindentifikasi permasalahan motivasi siswa,kemudian secara
bersama mencari solusi pemecahan masalah dengan melibatkan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih,C.Asri. 2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:
Rineka Cipta
Majid,Abdul 2008. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Usman, Uzer 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Wlodsowski R.J & Jaynes J.H. 2004.Hasrat Untuk Belajar.
Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar