ALAM
NASYRAH
(Bukankah Kami Telah Melapangkan)
(Bukankah Kami Telah Melapangkan)
MUQADDIMAH
Surat ini terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat
Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat Adh-Dhuhaa. Nama “Alam
Nasyrah” diambil dari kata “Alam Nasyrah” yang terdapat pada
ayat pertama. yang berarti bukankah Kami telah melapangkan. Ayat ini
juga dinamakan “Asy-Syarh” dan “Al-Insyiraah” (Melapangkan).
Pokok-pokok
isinya:
Penegasan
tentang ni’mat-ni’mat Allah s.w.t. yang diberikan kepada Nabi
Muhammad s.a.w., dan pernyataan Allah bahwa di samping kesukaran ada
kemudahan karena itu diperintahkan kepada Nabi agar tetap melakukan
amal-amal saleh dan bertawakkal.
أَلَمْ
نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
1. “Bukankah
Kami telah melapangkan untukmu dadamu.”
Makna Ayat
Bukankah kami telah mengembirakan hatimu wahai Muhammad ??, dengan
mengangkatmu menjadi seorang Nabi, kau mendapat petunjuk setelah
sebelumnya hatimu penuh nestapa. Sekarang hatimu telah dipenuhi oleh
kasih sayang, dan penuh kelembutan. Bukankah kau sekarang kau telah
menjelma menjadi manusia yang paling bahagia, paling ridha, paling
senang setelah sebelumnya kau mendapat banyak kesedihan, nestapa dan
duka?
وَوَضَعْنَا
عَنكَ وِزْرَكَ
2. “Dan Kami
telah menghilangkan daripadamu bebanmu.”
Makna Ayat
Kami pun telah menghilangkan semua duka, kami pun telah mengampunimu
semua dosamu baik yang lalu maupun yang akan datang. Kami telah ridha
kepadamu sekaligus ampunan dan kasih sayang tercurah padamu.
الَّذِي
أَنقَضَ ظَهْرَكَ
3. “Yang
memberatkan punggungmu.”1
Makna Ayat
Yaitu kebimbangan yang kau alami sebelumnya, ketika kau risau mencari
jawaban sebelum kau ditunjuk menjadi seorang Nabi. Saat itu kau belum
diperintah untuk melakukan ibadah dan meninggalkan semua larangan-Ku.
Karena kau saat itu belum tahu apapun.
وَرَفَعْنَا
لَكَ ذِكْرَكَ
4. “Dan Kami
tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.”2
Makna Ayat
Aku tinggikan derajatmu, dan kau bersamaKu saat ini sama-sama dipuji
semua orang, baik dalam Azan, shalat maupun ketika dalam tasyahud
dalam shalat.
فَإِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
5. ”Karena
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Makna Ayat
Karena dalam kesulitan pasti ada kemudahan, setelah nestapa mucul
kebahagiaan, setelah duka pasti datang kegembiraan. Seperti halnya
setelah malam munculah cahaya siang. Karena kesulitan pastilah sirna
dan tidak mungkin selamanya menetap pada diri seseorang begitu pula
nestapa tidak akan bertahan selamanya.
إِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
6. “Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Makna Ayat
Semua jenis kesulitan pastilah hanya satu rasa saja (yaitu sakit),
sedangkan kemudahan itu akan dirasakan dua macam (yaitu kegembiraan
ketika terlepas dari kesulitan itu, dan kedua adanya kegembiraan
dalam hati). Dengan demikian kesulitan itu pastilah akan dikalahkan
oleh kemudahan. Maka berilah kegembiraan bagai orang-orang yang dalam
kesulitan, bahwa kemudahan itu pasti akan datang.
فَإِذَا
فَرَغْتَ فَانصَبْ
7. “Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”3
Makna Ayat
a.Ketika kau selesai dalam urusan dunia, bersungguhlah kemudian dalam
ibadah dan kataatan lainnya. Perbanyaklah shalat sunnat, berbuat
kebajikan dan tambahlah dengan amal soleh lainnya.
b. Setelah kau selesai melaksanakan shalat, berdoalah dengan penuh
kesungguhan sesudahnya.
وَإِلَى
رَبِّكَ فَارْغَبْ
8. “Dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
Makna Ayat
Hanya kepada Allah saja kau berharap dan buka pada selain-Nya.
Banyaklah melakukan kebaikan yang dilandasi rasa senang dan cinta
kepada Allah Swt.
PENUTUP
Surat Alam Nasyrah ini merupakan tasliyah (penghibur hati) bagi Nabi
Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
HUBUNGAN
SURAT ALAM NASYRAH DENGAN SURAT AT-TIIN:
Dalam surat Alam Nasyrah, Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan
perintah kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam selaku
manusia sempurna. Maka dalam surat At-Tiin, diterangkan bahwa manusia
itu adalah makhluk Allah yang mempunyai kesanggupan baik lahir maupun
batin. Kesanggupannya itu menjadi kenyataan bilamana mereka mengikuti
jejak Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
Kesimpulan
1.
Ayat ini menjelaskan kemuliaan yang diberikan Allah Swt kepada Nabi
Saw, yang antara lain berupa kebahagiaan setelah sebelumnya penuh
nestapa, ampunan Allah kepada Nabi Saw dari semua dosa baik yang lalu
atau yg akan datang, dan diangkatnya derajat Nabi.
2.
Kegembiraan bagi seorang mukmin ketika terlepas dari duka nestapa
dalam rangka memperjuangkan kemuliaan agama Islam.
3.
Setelah kesulitan pastilah ada kegembiraan dan ini menjadi sunatullah
selamanya. Tidak ada seseorang yang terus menerus dirundung malang
tanpa berkesudahan.
4.
Kehidupan seorang muslim bukan untuk bermain-main, hidup tanpa arti,
atau hanya berbuat keburukan saja. Hendaknya terus berbuat yang
terbaik, selalu berbuat yang berarti, bermanfaat, dan selalu memberi
kualitas pada hidup atau memberi manfaat dan kualitas bagi dirinya,
bagi masyarakatnya dan bagi agama Islam umumnya.
1
Yang dimaksud dengan “beban” di sini ialah kesusahan-kesusahan
yang diderita Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dalam
menyampaikan risalah.
2
Meninggikan nama Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam di sini
maksudnya ialah meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan
nama Allah dalam kalimat syahadat, menjadikan ta’at kepada Nabi
termasuk ta’at kepada Allah dan lain-lain
3
Maksudnya: sebagian ahli Tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad)
telah selesai berda’wah, maka beribadatlah kepada Allah; apabila
kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia, maka kerjakanlah urusan
akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar