Minggu, 09 Desember 2012

tafsir ALAM NASYRAH

ALAM NASYRAH
(Bukankah Kami Telah Melapangkan)

MUQADDIMAH
Surat ini terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat Adh-Dhuhaa. Nama “Alam Nasyrah” diambil dari kata “Alam Nasyrah” yang terdapat pada ayat pertama. yang berarti bukankah Kami telah melapangkan. Ayat ini juga dinamakan “Asy-Syarh” dan “Al-Insyiraah” (Melapangkan).
Pokok-pokok isinya:
Penegasan tentang ni’mat-ni’mat Allah s.w.t. yang diberikan kepada Nabi Muhammad s.a.w., dan pernyataan Allah bahwa di samping kesukaran ada kemudahan karena itu diperintahkan kepada Nabi agar tetap melakukan amal-amal saleh dan bertawakkal.
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
1. “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu.”
Makna Ayat
Bukankah kami telah mengembirakan hatimu wahai Muhammad ??, dengan mengangkatmu menjadi seorang Nabi, kau mendapat petunjuk setelah sebelumnya hatimu penuh nestapa. Sekarang hatimu telah dipenuhi oleh kasih sayang, dan penuh kelembutan. Bukankah kau sekarang kau telah menjelma menjadi manusia yang paling bahagia, paling ridha, paling senang setelah sebelumnya kau mendapat banyak kesedihan, nestapa dan duka?
وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ
2. “Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu.”
Makna Ayat
Kami pun telah menghilangkan semua duka, kami pun telah mengampunimu semua dosamu baik yang lalu maupun yang akan datang. Kami telah ridha kepadamu sekaligus ampunan dan kasih sayang tercurah padamu.
الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ
3. “Yang memberatkan punggungmu.”1
Makna Ayat
Yaitu kebimbangan yang kau alami sebelumnya, ketika kau risau mencari jawaban sebelum kau ditunjuk menjadi seorang Nabi. Saat itu kau belum diperintah untuk melakukan ibadah dan meninggalkan semua larangan-Ku. Karena kau saat itu belum tahu apapun.
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ 
4. “Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.”2
Makna Ayat
Aku tinggikan derajatmu, dan kau bersamaKu saat ini sama-sama dipuji semua orang, baik dalam Azan, shalat maupun ketika dalam tasyahud dalam shalat.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
5. ”Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Makna Ayat
Karena dalam kesulitan pasti ada kemudahan, setelah nestapa mucul kebahagiaan, setelah duka pasti datang kegembiraan. Seperti halnya setelah malam munculah cahaya siang. Karena kesulitan pastilah sirna dan tidak mungkin selamanya menetap pada diri seseorang begitu pula nestapa tidak akan bertahan selamanya.
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
6. “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Makna Ayat
Semua jenis kesulitan pastilah hanya satu rasa saja (yaitu sakit), sedangkan kemudahan itu akan dirasakan dua macam (yaitu kegembiraan ketika terlepas dari kesulitan itu, dan kedua adanya kegembiraan dalam hati). Dengan demikian kesulitan itu pastilah akan dikalahkan oleh kemudahan. Maka berilah kegembiraan bagai orang-orang yang dalam kesulitan, bahwa kemudahan itu pasti akan datang.
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
7. “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”3
Makna Ayat
a.Ketika kau selesai dalam urusan dunia, bersungguhlah kemudian dalam ibadah dan kataatan lainnya. Perbanyaklah shalat sunnat, berbuat kebajikan dan tambahlah dengan amal soleh lainnya.
b. Setelah kau selesai melaksanakan shalat, berdoalah dengan penuh kesungguhan sesudahnya.
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
8. “Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
Makna Ayat
Hanya kepada Allah saja kau berharap dan buka pada selain-Nya. Banyaklah melakukan kebaikan yang dilandasi rasa senang dan cinta kepada Allah Swt.
PENUTUP
Surat Alam Nasyrah ini merupakan tasliyah (penghibur hati) bagi Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.

HUBUNGAN SURAT ALAM NASYRAH DENGAN SURAT AT-TIIN:
Dalam surat Alam Nasyrah, Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan perintah kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam selaku manusia sempurna. Maka dalam surat At-Tiin, diterangkan bahwa manusia itu adalah makhluk Allah yang mempunyai kesanggupan baik lahir maupun batin. Kesanggupannya itu menjadi kenyataan bilamana mereka mengikuti jejak Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
Kesimpulan
1. Ayat ini menjelaskan kemuliaan yang diberikan Allah Swt kepada Nabi Saw, yang antara lain berupa kebahagiaan setelah sebelumnya penuh nestapa, ampunan Allah kepada Nabi Saw dari semua dosa baik yang lalu atau yg akan datang, dan diangkatnya derajat Nabi.
2. Kegembiraan bagi seorang mukmin ketika terlepas dari duka nestapa dalam rangka memperjuangkan kemuliaan agama Islam.
3. Setelah kesulitan pastilah ada kegembiraan dan ini menjadi sunatullah selamanya. Tidak ada seseorang yang terus menerus dirundung malang tanpa berkesudahan.
4. Kehidupan seorang muslim bukan untuk bermain-main, hidup tanpa arti, atau hanya berbuat keburukan saja. Hendaknya terus berbuat yang terbaik, selalu berbuat yang berarti, bermanfaat, dan selalu memberi kualitas pada hidup atau memberi manfaat dan kualitas bagi dirinya, bagi masyarakatnya dan bagi agama Islam umumnya.
1 Yang dimaksud dengan “beban” di sini ialah kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dalam menyampaikan risalah.
2 Meninggikan nama Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam di sini maksudnya ialah meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat, menjadikan ta’at kepada Nabi termasuk ta’at kepada Allah dan lain-lain
3 Maksudnya: sebagian ahli Tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berda’wah, maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia, maka kerjakanlah urusan akhirat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar