QONA'AH
A.
Pengertian Qona'ah
Qona'ah Artinya rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang
dimiliki, serta jauh dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang
berlebih. Qona'ah tidak berarti hidup bermalas-malasan, tidak
berusaha dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup. Justru orang yang mempunyai sifat qona'ah itu lebih giat
bekerja dan berusaha, namun apabila tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan ia akan tetap rela hati menerima hasil tersebut dengan
rasa syukur kepada Allah SWT dan tidak putus asa. Sikap demikian itu
yang akan mendatangkan rasa tentram dan tenang dalam hidup dan
menjauhkan diri dari sifat serakah dan tamak. Sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW:
Artinya: “Dari Abdullah bin Amru berkata, bersabda Rasulullah
SAW: “Sesungguhnya beruntung orang yang masuk Islam dan rizqinya
cukup dan merasa cukup dengan apa-apa yang telah Allah berikan
kepadanya”. (HR. Muslim).
B. Qona'ah Dalam Kehidupan
Setiap muslim seharusnya
menpunyai sifat qana'ah, karena sifat tersebut dapat menjadi
pengendali agar tidak surut dalam keputusasaan dan tidak terlalu
serakah. Qana'ah berfungsi sebagai stabilisator
dan dinamisator
hidup seorang muslim.
Dikatakan stabilisator karena seseorang muslim yang mempunyai sifat
qana'ah akan selalu berlapang dada, berhatitentram, nerasa kaya dan
berkecukupan, bebas dari keserakahan, karena pada hakekatnya kekayaan
atau kemiskinan terletak pada hati bukan pada harta yang dimilikinya.
Bila kita perhatikan banyak orang yang lahirnya nampak berkecukupan
bahkan hidup mewah, namun hatinya penuh diliputi keserakahan dan
kesengsaraan. Tetapi sebaliknya banyak orang yang sepintas lalu
seperti kekurangan, namun hidupnya tenang penuh kegembiraan, bahkan
masih sanggup mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan
sosial. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dalam suatu haditsnya
Artinya: “Dari
Abu Hurairah r.a. Bersabda Nabi SAW: “Bukankah kekayaan itu karena
faktor banyak harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah
kekayaan hati”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Orang yang mempunyai sifat Qona'ah
hatinya senantiasa merasa kecukupan, terhindar dari sifat loba dan
tamak, yang cirinya antara lain suka meminta-minta kepada sesama
manusia karena msaih merasa kurang puas dengan yang diberikan Allah
kepadanya. Disamping itu Qana'ah juga berfungsi sebagai dinamisator,
yaitu kekuatan batin yang selalu mendorong seseorang untukk meraih
kemajuan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap bergantung kepada
karunia Allah.
Nabi Muhammad SAW telah memberikan
nasihat kepada Hakim bin Hizam mengenai qana'ah ini sebagaimana
terungkap dalam sabdanya:
Artinya: “Dari
Hakim bin Hizam r.a. Ia berkata: saya pernah meminta kepada
Rasulullah SAW dan beliaupun memberi kepadaku. Lalu saya meminta lagi
kepadanya dan beliaupun tetap memberi. Kemudian beliau bersabda: “Hai
Hakim! Harta ini memang indah dan manis, maka siapa yang mengambilnya
dengan hati yang lapang pasti diberi berkat baginya. Sebaliknya siapa
yang mengambilnya dengan hati yang rakus pasti tidak berkat baginya,
bagaikan orang makan yang tak kunjung kenyang. Dan tangan yang diatas
lebih baik dari tangan di bawah”. Berkata Hakim: “Ya Rasulullah!
Demi Allah yang mengutus engkau dengan kebenaran, saya tidak menerima
apapun sepeninggal engkau sampai saya meninggal dunia”. Kemudian
Abu Bakar r.a. (sebagai khalifah) memanggil Hakim untuk memberinya
belanja (dari baitul amal) tetapi ia menolaknya dan tidak mau
menerima sedikitpun pemberian iti. Kemudian Abu Bakar berkata: “Wahai
kaum muslimin! Saya persaksikan kepada kalian tentang Hakim bahwa
saya telah memberikan haknya yang diberikan Allah padanya”. (HR.
Bukhori dan Muslim).
Orang
yang mempunyai sifat qana'ah tidak memerlukan lebih dari apa yang ia
terima. Ia tahu bahwa apa yang diterimanya itu merupakan harta yang
diberikan Allah atas hasil usahanya. Karena itu ia tetap berusaha
yabg diberikan terus dan tidak merasa iri terhadap orang lain. Ia
merasa senang dan bahagia dengan apa yang ada.
Orang yang mempunyai sifat qana'ah
ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Menerima dengan rela apa yang
ada
2. Memohon kepada Allah rizqi yang
pantas sambil terus berusaha dan tidak putus asa
3 Menerima dengan sabar dan ikhlas
4. Bertawakal kepada Allah SWT.
5. Tidak tertarik oleh tipu daya
syetan dan tidak mudah tergoda oleh cara-cara yang kurang baik dalam
mencari rizqi.
Menumbuhkan
sifat Qana'ah diperlukan kesabaran dan latihan. Pada awalnya mungkin
sesuatu yang memberatkan hati, tetapi jika Qana'ah itu sudah
membudaya dalam diri dan telah menjadi bagian dalam hidupnya, maka
kebahagiaan di dunia dan akhirat akan tercapai. Sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW:
Artinya: “Qana'ah
itu adalah simpanan yang tak akan pernah lenyap”. (HR. Thabrani).
Atinya: “Qana'ah
itu harta yang tak bisa hilang dan simpanan yang tak akan lenyap”
.(HR. Thabrani dan Jabir).
Qana'ah itu amat penting sekali
apabila dimiliki oleh setiap orang dan ditetapkan dalam kehidupan
sehari-hari akan mendorong terwujudnya masyarakat yang penuh
ketentraman, tidak cepat putus asa dan bebas dari kesalahan, selalu
berfikir positif dan maju.
Qana'ah mengandung unsur pokok
yang dapat membangun pribadi muslim yaitu menerima dengan rela apa
adanya, memohon tambahan yang pantas kepada Allah disertai usaha dan
ikhtiar menerima ketentuan Allah dengan sabar dan tawakal serta
terperangkap oleh tipu daya (dunia).
Sumber: Drs. Marsahid. Dkk. 2007. Al
Islam dan Kemuhammadiyahan Semester Gasal Kelas XI. Surakarta:
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Kota Surakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar